Social Icons

Pages

Jumat, 01 Juni 2018

PR 2 Januari 1949


Mengenang Peristiwa heroik Perjuangan Masyarakat Daha 2 Januari 1949, saya terkenang dengan beberapa hal yang mengusik mata dan pikiran hingga terbersit sebuah saran untuk Pemerintah Kabupaten HSS dan Pihak yang berkepentingan.

1. Tugu 2 Januari 1949

Tugu ini merupakan simbol kokoh perlawanan Urang Nagara dalam menentang dan menantang Penjajahan.

Sejauh ini kita patut mengapresiasi perhatian dari Pemkab HSS yang tiap tahun mengadakan upacara peringatan. Sejak era Bupati Muhammad Syafi’i hingga Pak Achmad Fikry, peringatan 2 Januari dilaksanakan secara khidmat sekaligus meriah. Tentu sebuah upaya yang harus kita acungi jempol untuk mengangkat kembali nilai-nilai sejarah dari Tugu yang berada di desa Hamayung RT.01 ini.

Tapi, tak sekedar diperingati, kitapun berharap Konstruksi Tugu 2 Januari tidak hanya dipersolek saat perlu dan terabaikan kemudian. 

Rasanya Tugu 2 Januari ini perlu sekali dilakukan pengangkatan mengingat kondisinya sudah tak sejajar jalan (taka bawah). Dasarnya perlu disemen atau diberi Batako karena kalau hujan becek dan kotor. Juga ada beberapa bagian Tugu yang rusak hingga perlu perbaikan.

Pemeliharaan mestinya dilakukan paling tidak dua kali setahun. Terutama sekali pengecatan Tugu dan dindingnya yang saat ini terlihat kusam. Sayangnya upaya itu barangkali tidak dilakukan, pengalaman tahun kemarin, pengecatan malah dilakukan secara swadaya yang dimotori oleh Grup Facebook Bubuhan Nagara Daha Hulu Sungai Selatan (BND-HSS). 

Untuk mengenang perjuangan 2 Januari sekaligus bahan edukasi perlu kiranya sekitar Tugu dibuatkan Prasasti nama-nama pahlawan dan pejuang yang terlibat saat itu. Selain itu, patut dibuat tulisan di dinding yang menceritakan secara singkat perjuangan 2 Januari 1949. Jika memungkinkan dengan gambar yang sesuai dengan kejadian (hendaknya bukan relief tapi cat yang kuat dan awet serta berlapis mika atau bahan sejenis).

Jika Pembenahaan (Renovasi) Tugu 2 Januari 1949 ini dilakukan, saya yakin akan menjadi ikon yang bisa menarik perhatian sekaligus bisa menjadi bahan pembelajaran sejarah untuk anak cucu kita kemudian.

2. Pasar Hamayung

Pasar Hamayung ini biasanya dijadikan tempat upacara peringatan 2 Januari 1949 karena halamannya yang luas dan bangunannya bisa menjadi tempat para tamu dan undangan.
Namun saat ini, ada hal yang tidak mengenakkan dilihat sekaligus bisa jadi kendala saat upacara nantinya. 

Beberapa waktu yang lalu halaman/lapangan pasar Hamayung dilakukan pemasangan Batako. Sayangnya pemasangan Batako ini hanya sampai separo lapangan. Barangkali dananya hanya cukup untuk demikian. Terlihat canggung dan tanggung, apalagi musim penghujan sekarang, halamannya yang tak berbatako jadi becek dan tergenang.

Hendaknya ada upaya untuk menyempurnakan pemasangan Batako ini agar halaman/lapangan pasar Hamayung terlihat bagus, tidak tergenang, dan bisa menjadi tempat upacara yang nyaman. Dan upaya tersebut kita harapkan direalisasikan sebelum upacara peringatan 2 Januari dilaksanakan.

3. Makam H. Hasyim Baruh Kembang

H. Hasyim adalah Pahlawan yang gugur dalam peristiwa 2 Januari 1949. Makam beliau terletak di Jalan Pertukangan Desa Baruh Kembang kecamatan Daha Utara.

Untuk seorang pahlawan, rasanya makam beliau patut untuk diperhatikan sekaligus dilakukan perbaikan. Hal ini juga berlaku bagi pahlawan lain sekiranya ada yang mengetahui.

4. Jembatan Pasungkan dan Jembatan Pihanin

Jika kita memiliki dua buah jembatan yang mengadopsi nama pahlawan/pejuang Nagara yaitu Rahimin dan Andi Tajang, kenapa tidak kita teruskan penamaan ini ke jembatan yang berada di desa Pihanin dan desa Pasungkan?

Ide ini pernah kami gagas bersama kawan-kawan admin di BND-HSS dan kami sampaikan ke Bupati HSS.

Adapun nama pejuang yang kita usung adalah ARPAN dan H. Hasyim (tanpa bermaksud mengkerdilkan pejuang lainnya). ARPAN atau ARPAN KACIL adalah pejuang yang Pemimpin perang, tokoh komando yang menggerakkan para pejuang dari Hamayung ke Tambak Bitin. Sedangkan H. Hasyim adalah tokoh ulama yang juga berperan dalam pergerakan pejuang dan beliau tewas saat pertempuran.

5. Buku Perjuangan 2 Januari 1949

Dulu saya prihatin sekali kisah perjuangan 2 Januari 1949 tak saya temukan di Google. Hingga saya tulis kronologinya di sebuah Blog yang saya miliki dengan mengutip tulisan H. Lambran Ladjim.

Sampai saat ini setahu saya belum ada upaya untuk membukukan kisah perjuangan paling heroik di Nagara (2 Januari 1949). Beberapa literatur yang saya kumpulkan hanya berupa catatan kecil dan lembaran cerita dengan tulisan lama pula. 

Alangkah bagusnya jika peristiwa bersejarah di Nagara ini ditulis menjadi sebuah buku khusus. Kemudian dipublikasikan dan disebarkan untuk menjadi bahan referensi perpustakaan kantor-kantor dan sekolah di Nagara.

Sayang jika perjuangan urang Nagara ini hanya disimpan dari mulut ke mulut.

(Tulisan ini pernah saya posting di Grup Facebook BND-HSS tanggal 11 Desember 2017) 

Tidak ada komentar:

Ampun Blog

Foto Saya
Lahir dan dibesarkan di Nagara jadi sebuah alasan saya harus menulis tentang tanah kelahiran, tumpah darah, dan juga warisan nenek moyang. Ada banyak hal menarik yang bisa kita "ungkai" dari banua Daha tercinta. Dari sejarahnya yang tua, budaya, tata ruang, hingga interaksi sosialnya yang khas, sangat patut untuk diabadikan melalui sebuah catatan yang bisa dibaca setiap orang kapan dan dimanapun. Untuk itulah Blog sederhana ini mencoba meraih celah melalui tulisan yang sederhana pula. Dengan segala kefakiran ilmu, penulis berusaha mengungkapkan ide dan gagasan juga pengalaman yang dimiliki.
 
 
Blogger Templates