Mengenang Peristiwa heroik Perjuangan Masyarakat Daha 2 Januari 1949, saya terkenang dengan beberapa hal yang mengusik mata dan pikiran hingga terbersit sebuah saran untuk Pemerintah Kabupaten HSS dan Pihak yang berkepentingan.
1. Tugu 2 Januari 1949
Tugu ini
merupakan simbol kokoh perlawanan Urang Nagara dalam menentang dan
menantang Penjajahan.
Sejauh ini kita patut mengapresiasi perhatian dari Pemkab HSS yang tiap tahun mengadakan upacara peringatan. Sejak era Bupati Muhammad Syafi’i hingga Pak Achmad Fikry, peringatan 2 Januari dilaksanakan secara khidmat sekaligus meriah. Tentu sebuah upaya yang harus kita acungi jempol untuk mengangkat kembali nilai-nilai sejarah dari Tugu yang berada di desa Hamayung RT.01 ini.
Sejauh ini kita patut mengapresiasi perhatian dari Pemkab HSS yang tiap tahun mengadakan upacara peringatan. Sejak era Bupati Muhammad Syafi’i hingga Pak Achmad Fikry, peringatan 2 Januari dilaksanakan secara khidmat sekaligus meriah. Tentu sebuah upaya yang harus kita acungi jempol untuk mengangkat kembali nilai-nilai sejarah dari Tugu yang berada di desa Hamayung RT.01 ini.
Tapi, tak
sekedar diperingati, kitapun berharap Konstruksi Tugu 2 Januari tidak
hanya dipersolek saat perlu dan terabaikan kemudian.
Rasanya
Tugu 2 Januari ini perlu sekali dilakukan pengangkatan mengingat
kondisinya sudah tak sejajar jalan (taka bawah). Dasarnya perlu disemen
atau diberi Batako karena kalau hujan becek dan kotor. Juga ada beberapa
bagian Tugu yang rusak hingga perlu perbaikan.
Pemeliharaan
mestinya dilakukan paling tidak dua kali setahun. Terutama sekali
pengecatan Tugu dan dindingnya yang saat ini terlihat kusam. Sayangnya
upaya itu barangkali tidak dilakukan, pengalaman tahun kemarin,
pengecatan malah dilakukan secara swadaya yang dimotori oleh Grup
Facebook Bubuhan Nagara Daha Hulu Sungai Selatan (BND-HSS).
Untuk mengenang perjuangan 2 Januari sekaligus bahan edukasi perlu
kiranya sekitar Tugu dibuatkan Prasasti nama-nama pahlawan dan pejuang
yang terlibat saat itu. Selain itu, patut dibuat tulisan di dinding yang
menceritakan secara singkat perjuangan 2 Januari 1949. Jika
memungkinkan dengan gambar yang sesuai dengan kejadian (hendaknya bukan
relief tapi cat yang kuat dan awet serta berlapis mika atau bahan
sejenis).
Jika Pembenahaan (Renovasi) Tugu 2 Januari 1949 ini
dilakukan, saya yakin akan menjadi ikon yang bisa menarik perhatian
sekaligus bisa menjadi bahan pembelajaran sejarah untuk anak cucu kita
kemudian.
2. Pasar Hamayung
Pasar Hamayung ini biasanya
dijadikan tempat upacara peringatan 2 Januari 1949 karena halamannya
yang luas dan bangunannya bisa menjadi tempat para tamu dan undangan.
Namun saat ini, ada hal yang tidak mengenakkan dilihat sekaligus bisa jadi kendala saat upacara nantinya.
Beberapa waktu yang lalu halaman/lapangan pasar Hamayung dilakukan
pemasangan Batako. Sayangnya pemasangan Batako ini hanya sampai separo
lapangan. Barangkali dananya hanya cukup untuk demikian. Terlihat
canggung dan tanggung, apalagi musim penghujan sekarang, halamannya yang
tak berbatako jadi becek dan tergenang.
Hendaknya ada upaya
untuk menyempurnakan pemasangan Batako ini agar halaman/lapangan pasar
Hamayung terlihat bagus, tidak tergenang, dan bisa menjadi tempat
upacara yang nyaman. Dan upaya tersebut kita harapkan direalisasikan
sebelum upacara peringatan 2 Januari dilaksanakan.
3. Makam H. Hasyim Baruh Kembang
H. Hasyim adalah Pahlawan yang gugur dalam peristiwa 2 Januari 1949.
Makam beliau terletak di Jalan Pertukangan Desa Baruh Kembang kecamatan
Daha Utara.
Untuk seorang pahlawan, rasanya makam beliau patut
untuk diperhatikan sekaligus dilakukan perbaikan. Hal ini juga berlaku
bagi pahlawan lain sekiranya ada yang mengetahui.
4. Jembatan Pasungkan dan Jembatan Pihanin
Jika kita memiliki dua buah jembatan yang mengadopsi nama
pahlawan/pejuang Nagara yaitu Rahimin dan Andi Tajang, kenapa tidak
kita teruskan penamaan ini ke jembatan yang berada di desa Pihanin dan
desa Pasungkan?
Ide ini pernah kami gagas bersama kawan-kawan admin di BND-HSS dan kami sampaikan ke Bupati HSS.
Adapun nama pejuang yang kita usung adalah ARPAN dan H. Hasyim (tanpa
bermaksud mengkerdilkan pejuang lainnya). ARPAN atau ARPAN KACIL adalah
pejuang yang Pemimpin perang, tokoh komando yang menggerakkan para
pejuang dari Hamayung ke Tambak Bitin. Sedangkan H. Hasyim adalah tokoh
ulama yang juga berperan dalam pergerakan pejuang dan beliau tewas saat
pertempuran.
5. Buku Perjuangan 2 Januari 1949
Dulu saya
prihatin sekali kisah perjuangan 2 Januari 1949 tak saya temukan di
Google. Hingga saya tulis kronologinya di sebuah Blog yang saya miliki
dengan mengutip tulisan H. Lambran Ladjim.
Sampai saat ini setahu
saya belum ada upaya untuk membukukan kisah perjuangan paling heroik di
Nagara (2 Januari 1949). Beberapa literatur yang saya kumpulkan hanya
berupa catatan kecil dan lembaran cerita dengan tulisan lama pula.
Alangkah bagusnya jika peristiwa bersejarah di Nagara ini ditulis
menjadi sebuah buku khusus. Kemudian dipublikasikan dan disebarkan untuk
menjadi bahan referensi perpustakaan kantor-kantor dan sekolah di
Nagara.
Sayang jika perjuangan urang Nagara ini hanya disimpan dari mulut ke mulut.
(Tulisan ini pernah saya posting di Grup Facebook BND-HSS tanggal 11 Desember 2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar