Social Icons

Pages

Minggu, 19 Juli 2015

7 Tradisi Urang Nagara Sebelum dan Sesudah Lebaran

Ada beberapa kebiasaan yang rasanya sudah menjadi tradisi bagi Urang Nagara kabupaten Hulu Sungai Selatan provinsi Kalimantan Selatan sebelum dan sesudah lebaran terutama pada hari raya Idul Fitri, diantaranya:

1. Bagagisik Rumah

Kebiasaan "bagagisik rumah" atau membersihkan rumah ini dilakukan menjelang lebaran. Biasanya waktunya seminggu sebelum lebaran. Rumah bagi masyarakat banjar maupun urang Nagara pada umumnya adalah tempat bertemunya keluarga terutama keluarga yang datang dari jauh yang pulang ke kampung halaman. Untuk itulah, biasanya tuan rumah mempercantik rumah. Selain bertujuan untuk menyambut lebaran juga menyambut keluarga yang datang.



2. Pulang Kampung (mudik)

Mungkin hal ini memang sudah menjadi tradisi nasional dan urang Nagarapun melakukannya. Mereka yang bepergian jauh karena mencari penghasilan ataupun yang sudah menetap di tempat-tempat jauh atau perkotaan biasanya menyempatkan diri pulang ke kampung halaman. Rasa rindu akan tanah kelahiran juga keinginan untuk bersua keluarga dan handai taulan menjadi sebab orang melakukan mudik. Bahkan beberapa pengusaha Nagara sengaja meliburkan karyawan untuk memberi kesempatan mereka pulang ke kampung masing-masing.

3. Babagi Zakat

Bagi yang mempunyai penghasilan tinggi dan mampu mengeluarkan zakat, ramadhan menjelang lebaran adalah kebiasaan mereka membagikan zakatnya. Kebiasaan ini sangat membantu sekali terutama bagi mereka yang tidak mampu. Apalagi lebaran tentu banyak hal yang harus dipenuhi utamanya pakaian baru. Cara pembagiannya biasanya dilakukan secara langsung dengan menyerahkan kepada yang  berhak dalam sebuah amplop.

4. Baulah Wadai

Baulah Wadai atau membuat kue juga merupakan tradisi urang Nagara terutama bagi wanitanya. Kue yang dibuatpun tidak hanya satu macam, melainkan berbagai macam. Diantaranya Roti, Bingka, Agar-agar, Alua, dan lain-lain. Selain itu aneka jenis makananpun juga dipersiapkan. Yang paling khas biasanya urang Nagara membuat "Lapat" yang terkenal akan rasa khas dan keawetannya. Pembuatan kue ini dimaksudkan untuk disajikan pada saat lebaran untuk disantap bersama keluarga maupun tamu yang berkunjung.

5. Ziarah Kubur

Sesudah melaksanakan shalat Ied, biasanya urang Nagara melakukan ziarah kubur dengan mendatangi pemakaman atau kubur keluarga lalu membacakan yasin atau ayat Alqur'an lainnya untuk dihadiahkan kepada keluarga yang telah meninggal dunia.

6. Bailang

Bailang atau mengunjungi keluarga dan teman merupakan budaya urang Nagara saat lebaran. Tradisi silaturrahmi ini tetap terjaga sampai saat ini. Biasanya sesudah ziarah kubur, masing-masing keluarga akan berkunjung ke keluarga lainnya. Bisa juga berkumpul di rumah keluarga yang dituakan. Sambil menyantap hidangan yang disediakan, kesempatan ini juga digunakan untuk "bacuur" atau mengenalkan keluarga masing-masing terutama kepada anak isteri masing-masing.

Selain Bailang kepada keluarga, salah satu kebiasaan unik urang Nagara adalah Bailang kepada mertua. Seorang isteri biasanya akan membuat kue atau masakan khusus yang nantinya dibawa menggunakan rantang untuk dipersembahkan kepada orang tua suami (mertua) saat lebaran. Konon tradisi ini sangat terkenal utamanya bagi orang luar daerah yang mempunyai menantu urang Nagara.

7. Pangantinan

Nah yang terakhir ini merupakan tradisi turun temurun entah sejak kapan dimulainya. Melangsungkan acara perkawinan atau pangantinan bagi urang Nagara paling enak sesudah lebaran Idul Fitri. Makanya jangan heran, sesudah lebaran sepanjang jalan di Nagara akan berhias umbul-umbul, tenda-tenda, deretan kursi, dan panggung yang menandakan ada kegiatan pesta perkawinan. Bulan Syawal selain dianggap bulan baik juga momennya sangat pas karena pada saat inilah keluarga dan handai taulan berkumpul di kampung halaman. Tak jarang jalan-jalan bisa macet oleh banyaknya orang yang hilir mudik "umpat saruan" atau mendatangi pesta perkawinan pada beberapa hari sesudah lebaran.

Tidak ada komentar:

Ampun Blog

Foto Saya
Lahir dan dibesarkan di Nagara jadi sebuah alasan saya harus menulis tentang tanah kelahiran, tumpah darah, dan juga warisan nenek moyang. Ada banyak hal menarik yang bisa kita "ungkai" dari banua Daha tercinta. Dari sejarahnya yang tua, budaya, tata ruang, hingga interaksi sosialnya yang khas, sangat patut untuk diabadikan melalui sebuah catatan yang bisa dibaca setiap orang kapan dan dimanapun. Untuk itulah Blog sederhana ini mencoba meraih celah melalui tulisan yang sederhana pula. Dengan segala kefakiran ilmu, penulis berusaha mengungkapkan ide dan gagasan juga pengalaman yang dimiliki.
 
 
Blogger Templates