Social Icons

Pages

Selasa, 21 Februari 2017

Dari Beranda Facebook ke Ruang Bupati

Layar Laptop Asus terpaksa harus kututup segera meski rancangan LPJ belum sempurna dibuat. Bergegas aku keluar dari ruang ITC KPPN Barabai, mengeluarkan Honda Beat Orange dari parkiran dan langsung meluncur ke Kandangan.
Ada pertemuan penting, begitu yang tersirat dalam fikiranku sambil menggilas aspal jalan kota Apam yang cuacanya cukup cerah siang itu.

Sepanjang malam tadi, aku sibuk bercengkerama dengan sesama admin grup Facebook Bubuhan Nagara Daha Hulu Sungai Selatan (BNDHSS), keluar masuk WhatsApp dan kumpul di grup BBM yang kami bentuk sebagai wadah diskusi para admin. Ada hal krusial yang kami bahas bersama, bertemu dengan Bupati Hulu Sungai Selatan, orang nomor satu di bumi Antaludin saat ini.

Di seberang sana, top admin Rendra Rahim Aji tengah bergumul dengan helai-helai Microsoft Word, memintal kata menenun kalimat yang dianggap pantas untuk direkatkan pada proposal yang akan diajukan ke hadapan Bupati HSS. Proposal tersebut nantinya akan kami isi dengan beragam aspirasi yang kami pungut dari perbincangan beranda grup maupun ide-ide para admin. Sesekali aku dibuat tertawa oleh guyonan Boernot, Agus Age, Iwan Kusuma, Sultan Ezza Albanjary, Biv Boban, Taj Din Kahn, M. Khairullah, Zakaria NM, Joe Emka dan Karang Taruna SamuderaSebab sambil membahas proposal, kami juga membahas tetek bengek pakaian dan sepatu, mengatur juru bicara, hingga urutan masuk dan keluar serta hadap kiri hadap kanan. Maklumlah, rata-rata para admin memiliki selera humor yang tinggi.

Sesuai kesepakatan, sebelum bertolak ke kantor Bupati kami berkumpul terlebih dahulu di rumah Top Admin Rendra Rahim Aji di Amawang. Di dalam rumah tampak Ustadz Izhar Al Parigi dan kawan-kawan admin sedang asik menikmati hidangan yang disuguhkan tuan rumah. Ustadz Izhar Al Parigi sendiri menyempatkan datang ke kandangan demi bertemu pak bupati, padahal beliau baru datang dari banjarmasin dan seperti tutur beliau, sesudah acara akan balik lagi ke Banjarmasin. Mumpung belum berangkat, Aku menyempatkan shalat Zuhur disini.

Senyum gratis kami dapatkan dari dua cewek cantik berseragam yang menjaga pos depan kantor Bupati. Lewat mereka kami diantar menemui resepsionis yang lagi-lagi seorang cewek cantik. Amboi, kantor yang kami kira angker ini telah berubah serupa istana Ratu Bulqis. Dan terus terang saja, kami merasa seperti sepuluh tahun lebih muda. Setelah bang Rendra menandatangani buku tamu, kami dipersilakan naik ke atas menuju ruang Bupati.

Diatas kami tidak langsung bisa bersua dengan bapak Bupati. Ada tamu lain sebelum kami yang juga punya agenda bertemu beliau. Oleh Ajudan muda kami dipersilakan duduk menunggu. Belakangan ajudan bupati ini mengaku juga orang Nagara yang berasal dari desa Pandak Daun. Ketika di rumah saya ceritakan ke isteri tentang ajudan ini, ia tersenyum seraya bilang “tarait sapupu”. Isteri saya orang Paramaian yang nenek moyangnya berasal dari Pandak Daun. Saya sendiri orang Hamayung yang merantau beberapa kilometer dari tanah kelahiran saya dan akhirnya tersesat dan jatuh cinta di Paramaian.

Kami masuk dan bersalaman dengan Bupati. Dengan senyum ramah beliau menyapa kami. Rendra mengutarakan maksud kedatangan kami yang ingin bersilaturrahmi dan menjalin keakraban. Selain itu yang lebih penting lagi, niat kami adalah menyampaikan aspirasi masyarakat Nagara yang kami sertakan dalam sebuah proposal. Aspirasi yang kami kumpulkan dari perbincangan grup selama ini.

Sambutan menggembirakan diperlihatkan Bupati atas aspirasi yang kami sampaikan. Beberapa diantaranya memang sudah diagendakan oleh pihak kabupaten, namun perlu waktu dan tahapan-tahapan. Diantara usulan yang kami sampaikan adalah Car Free Day di Nagara, Ruang Terbuka Hijau/ Taman Bermain anak, Siring depan masjid Jami Ibrahim , angkutan air untuk pelajar, penamaan jembatan Pasungkan dan Pihanin dengan nama pahlawan 2 Januari 1949, Pengadaan Kapal Pemadam Kebakaran (jalur sungai), optimalisasi sarana wisata kerbau rawa, Pengelolaan sampah dari pengangkutan sampai pembuangan akhir yang armadanya masuk ke desa-desa, Pemeliharaan Pasar Nagara (catnya mulai kusam dan beberapa perlu perbaikan), dan lain-lain.

Kamipun pulang dengan rasa lega. Lega telah melahap Lamang dan telur asin yang disajikan, lega bisa memberikan Piagam Tanda Kehormatan (hasil desain tangan dingin admin Joe Emkakepada Bupati HSS, lega karena pak Bupati tanpa sungkan mengenakan baju grup yang kami hadiahkan (tentu sebuah kehormatan dan kebanggaan tersendiri bagi kami para admin dan juga member grup BNDHSS), lega bisa photo bareng, dan yang lebih membuat kami lega adalah aspirasi kami telah dihargai.

Terima kasih kami haturkan kepada bapak Bupati HSS dan segenap jajaran untuk segala keramahan yang telah kami dapatkan. Kami pamit dengan sebuah harapan kemajuan. Kami pulang dengan tekad untuk berbuat yang terbaik untuk Nagara sebagai tanah kelahiran juga demi kabupaten Hulu Sungai Selatan yang kami banggakan.

Tidak ada komentar:

Ampun Blog

Foto Saya
Lahir dan dibesarkan di Nagara jadi sebuah alasan saya harus menulis tentang tanah kelahiran, tumpah darah, dan juga warisan nenek moyang. Ada banyak hal menarik yang bisa kita "ungkai" dari banua Daha tercinta. Dari sejarahnya yang tua, budaya, tata ruang, hingga interaksi sosialnya yang khas, sangat patut untuk diabadikan melalui sebuah catatan yang bisa dibaca setiap orang kapan dan dimanapun. Untuk itulah Blog sederhana ini mencoba meraih celah melalui tulisan yang sederhana pula. Dengan segala kefakiran ilmu, penulis berusaha mengungkapkan ide dan gagasan juga pengalaman yang dimiliki.
 
 
Blogger Templates