Social Icons

Pages

Rabu, 30 Mei 2018

Warung Amal dan Lelang di Nagara

Selepas Hari Raya Idul Fitri, ada sebuah kebiasaan di Nagara Kabupaten HSS yang saat ini sudah jarang sekali dilaksanakan. Kebiasaan dimaksud adalah penggalangan dana untuk pembangunan tempat ibadah atau madrasah melalui kegiatan WARUNG AMAL DAN LELANG.

Warung Amal adalah warung yang menjual makanan dan minuman dengan harga khusus yang melebihi harga normal. Semua keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan akan disumbangkan sebagai amal. Jadi orang yang makan atau minum di Warung Amal sejatinya juga berniat untuk bersedekah/beramal. Warung ini ada  beberapa buah dalam jarak yang berdekatan dengan kegiatan.

Sedangkan Lelang sendiri merupakan transaksi penjualan makanan, minuman, atau barang tertentu yang dilelang secara terbuka. Harga dipatok dari nilai terendah sampai tertinggi sesuai kesanggupan akhir penawar. Artinya siapa yang menawar terakhir akan mendapatkan barang yang ditawarkan dan langsung membayar harganya di tempat. Tentu saja harganya jauh dari harga normal. Tapi sekali lagi semuanya dimaksudkan untuk amal. Barang yang dilelang biasanya berupa makanan seperti Nasi lengkap dengan lauknya dalam satu rantang, wadai (kue) khas Nagara seperti Bingka, Roti, Agar-agar, Aloa, Lapat dan lain-lain. Bisa juga berupa barang seperti kaos, rokok, sorban, baju muslim, sajadah, atau kain sarung.

 

Kegiatan Lelang ini biasanya mendatangkan seorang atau beberapa orang yang disebut Pelelang. Tugasnya adalah melelang satu persatu barang sampai terjual habis. Barang-barang yang dilelang biasanya hasil dari sumbangan masyarakat sekitar.

Agar tidak membosankan, Lelang ini biasanya diselingi dengan kegiatan hiburan berupa lagu-lagu Islami dari grup kasidah atau rebana. Bisa juga mendatangkan grup lawak, penceramah, atau Madihin.

Hampir sepuluh tahun rasanya saya tidak lagi bisa menikmati kegiatan Warung Amal dan Lelang ini di Nagara. Padahal ada suasana keakraban dan solidaritas di dalamnya. Meskipun ada juga yang memanfaatkannya untuk sekedar mencari hiburan semata.

Masih ingat ketika masa remaja dulu kami rela berjalan kaki ke kampung sebelah atau bersepeda untuk menikmati malam Amal ini. Dengan berbekal uang ala kadarnya kami bisa menikmati duduk santai dengan segelas teh es dan makan nasi di warung amal. Tentu dengan satu syarat yang telah kami sepakati bersama: cari warung yang ada pelayan cewek cantiknya.

Untuk lelang, jangan kira kami cuma jadi penonton saja. Kamipun tampil eksis berteriak menawar harga layaknya kumpulan pengusaha muda. Tapi tentu dengan syarat yang telah kami sepakati bersama: Tawar pada saat akhir-akhir acara alias pada detik-detik makanan terakhir dilelangkan. (Karena disitu harga sudah mulai miring dan bersahabat dengan kantong kita, guys..he)

Ah, sayang sekali kegiatan ini sudah tidak ada yang melaksanakan lagi. Orang lebih tertarik menadah di pinggir jalan sambil berujar tak henti: disumbang pak, disumbang bu, seratuskah.. seribukah... timbai! Atau membagi amplop ke rumah-rumah dengan embel-embel: BESOK DIAMBIL. Atau mengerahkan orang-orang  ke jalan dengan mobil (yang mohon maaf biasanya menggunakan mobil butut) yang terkadang limit waktunya: RANCAK BANAR. Kiranya penggalangan dana seperti ini lebih menarik untuk dilakukan dan barangkali lebih efisien.

(Sumber Photo: www.antaranews.com)

Tidak ada komentar:

Ampun Blog

Foto Saya
Lahir dan dibesarkan di Nagara jadi sebuah alasan saya harus menulis tentang tanah kelahiran, tumpah darah, dan juga warisan nenek moyang. Ada banyak hal menarik yang bisa kita "ungkai" dari banua Daha tercinta. Dari sejarahnya yang tua, budaya, tata ruang, hingga interaksi sosialnya yang khas, sangat patut untuk diabadikan melalui sebuah catatan yang bisa dibaca setiap orang kapan dan dimanapun. Untuk itulah Blog sederhana ini mencoba meraih celah melalui tulisan yang sederhana pula. Dengan segala kefakiran ilmu, penulis berusaha mengungkapkan ide dan gagasan juga pengalaman yang dimiliki.
 
 
Blogger Templates