Social Icons

Pages

Minggu, 24 Juli 2016

Maangkat Batang Tarandam (oleh-oleh Temu Admin Grup FB Bubuhan Nagara Daha HSS)

Sebuah momen sakral terjadi di Sore Kamis 21 Juli 2016. Bertempat di Depot Miroso jalan kertak hanyar Desa Tumbukan Banyu Kecamatan Daha Selatan. Para kru Admin Grup Facebook “Bubuhan Nagara Daha HSS” mengadakan pertemuan sekaligus silaturrahmi dengan anggota grup yang berasal dari Melak Provinsi Kalimantan Timur kelahiran Nagara Khairi Rahman Dolo beserta isteri Ayda Yuniar. Admin dan Moderator yang hadir diantaranya Rendra Rahim Aji selaku pendiri grup, Duo Photografer Agus Age dan Taj Din Kahn, sang Newsmaker Boernot Nagara, Adipati Daha, Said, dan saya sendiri dengan boyong isteri dan anak. Selain admin turut pula berhadir anggota grup selaku tamu kehormatan Iwan Kusuma, Zakaria, Karang Taruna Samudera, Chymurink Duatiga beserta isteri Imah Didi Alfariza, dan MauLanyansyah Pengusaha Muda.



Kesan akrab penuh kekeluargaan tampak mewarnai pertemuan sederhana itu. Banyak hal yang dibahas seputar perkembangan grup yang sudah mencapai 12.500an anggota. Dari persoalan postingan member, suksesi admin, penggalangan dana, pembuatan baju kaos anggota, sampai kepada program dan rencana grup ke depan.

Ada hal menarik yang saya tangkap dari Khairi Rahman Dolo saat menyampaikan maksud dan keinginannya bertemu para admin. Selain wujud silaturrahmi, ia juga mencetuskan ide untuk mengangkat kembali nilai-nilai budaya, tradisi, dan hal-hal positif dari Nagara yang mungkin mulai ditinggalkan masyarakat. Dalam istilah Banjar yang saya kenal barangkali bisa disebut “Maangkat Batang Tarandam”. Harapannya melalui grup BNDHSS hal itu bisa diwujudkan entah melalui even atau kegiatan tertentu.

 Senada dengan Khairi, Top Admin Rendra Rahim Aji juga memaparkan visi dan tujuan grup selain sebagai sarana informasi Urang Nagara di seluruh penjuru dunia maya juga sebagai sarana untuk melawan stigma negatif yang selama ini “diwarahakan” oleh orang luar Nagara. “Mari kita tunjukkan Nagara yang punya solidaritas tinggi, berjiwa sosial, religius, dan hal-hal positif lainnya,” kata Rendra Rahim yang akrab disapa Aji ini penuh semangat. Salah satu stigma negatif tersebut seperti yang dicontohkan oleh Aji adalah Urang Nagara “Ingkin” alias “Pamalar” (baca:pelit). Dalam kamus banjar sering populer dengan istilah “kada titik banyu di ganggam”. Padahal menurut Aji , Urang Nagara hanya perhitungan dan berhati-hati dalam berbisnis dan berniaga. Dalam bermasyarakat Urang Nagara memiliki jiwa sosial yang tinggi terutama mereka yang berstrata kaya. Saya jadi teringat dengan salah seorang tokoh di desa kelahiran saya Hamayung, dengan kedermawanannya beliau membangun Langgar, membantu pembangunan masjid, membangun ruang kelas madrasah, mendirikan TK, membuat jalan, dan sumbangan lainnya untuk kepentingan masyarakat. Dan setahu saya orang seperti beliau masih banyak di Nagara.

Memang untuk mambangkit batang tarandam sekaligus melawan stigma negatif tersebut tidaklah mudah “sahibar mambalik talapak tangan”. Diperlukan upaya keras semua pihak untuk mewujudkannya dan tentu tidak cukup hanya dengan kata-kata dan wacana. Tapi paling tidak usaha kecil itu mulai disemai melalui grup BNDHSS.

Rasanya pertemuan admin kala itu terlalu singkat untuk membahas beragam persoalan grup. Harapan saya selanjutnya ada pertemuan lanjutan untuk mengupas dan membahas kembali apapun yang bisa dilakukan untuk kemajuan Nagara. Saya menyadari sepenuhnya bahwa para admin hanyalah bagian kecil dari sebuah komunitas besar masyarakat Nagara yang tidak serta-merta bisa langsung memberikan perubahan berarti. Tetapi berbuat yang terbaik sekecil apapun itu, tetap akan menjadi kontribusi istimewa untuk tanah leluhur kita Nagara.

Terima kasih untuk sahabat kami Khairi Rahman Dolo untuk jamuan makannya. Saat tulisan ini kelar, barangkali Melak sudah dalam pijak dan pembaringan. Lain waktu mudah-mudahan bisa berjumpa kembali unt
uk saling berbagi ide.

Tetap solid dan semangat buat para admin dan majulah terus grup Bubuhan Nagara Daha HSS.

Daha Utara, 24 Juli 2016.


3 komentar:

Unknown mengatakan...

saya ini asli negara dan tinggal di Pangggandingan dan Tugu itu yang ada dekat balai rakyat tempat kecil saya bermain, saya bangga ada yang memfosting tugu tersebut

MAHYUDI mengatakan...

Terima kasih pak sudah berkunjung, Tugu yang bapak maksud barangkali yang di Tambak Bitin (Tugu 2 Januari 1949 yang lama. Di Postingan saya adalah Tugu 2 Januari 1949 yang baru letaknya di desa Hamayung. Saat ini Tugu yang di Tambak Bitin akan dipertinggi dan akan dibuatkan Taman oleh Pemkab HSS yang bernama Taman Rahimin.

Unknown mengatakan...

maaf mas..
boleh saya minta info di mn kuburan makam ulama KH.muhammad djkfar yang di sebutkan di kisah mas tadi.

Ampun Blog

Foto Saya
Lahir dan dibesarkan di Nagara jadi sebuah alasan saya harus menulis tentang tanah kelahiran, tumpah darah, dan juga warisan nenek moyang. Ada banyak hal menarik yang bisa kita "ungkai" dari banua Daha tercinta. Dari sejarahnya yang tua, budaya, tata ruang, hingga interaksi sosialnya yang khas, sangat patut untuk diabadikan melalui sebuah catatan yang bisa dibaca setiap orang kapan dan dimanapun. Untuk itulah Blog sederhana ini mencoba meraih celah melalui tulisan yang sederhana pula. Dengan segala kefakiran ilmu, penulis berusaha mengungkapkan ide dan gagasan juga pengalaman yang dimiliki.
 
 
Blogger Templates