Social Icons

Pages

Rabu, 30 Mei 2018

Ketika Urang Nagara merasa beda dengan Urang Kandangan

Tulisan ini saya angkat dari blog Sdr. Ahmad Juhaidi (ahmad-juhaidi.blogspot.com) dengan judul: Islam Politi or Primordialisme.
 ........................
Mengapa urang Nagara (tiga kecamatan) merasa berbeda dengan urang kandangan (tujuh kecamatan)?

Jika melihat sejarah tanah Banjar, Nagara punya hubungan yang erat dengan Negara Daha, sebuah kerajaan penerus Negara Dipa. Negara Dipa memindah pusat kerajaan dari Amuntai ke Nagara sekarang sekitar tahun 1530 di era Pangeran Suryanata dan Junjung Buih. Kerajaan itulah yang menaklukan masyarakat di sekitar Batang Hamandit, yang sekarang mungkin wilayah tujuh kecamatan (Loksado, Padang Batung, Simpur, Sungai Raya, Kandangan, Kalumpang, dan Telaga Langsat).

Warung Amal dan Lelang di Nagara

Selepas Hari Raya Idul Fitri, ada sebuah kebiasaan di Nagara Kabupaten HSS yang saat ini sudah jarang sekali dilaksanakan. Kebiasaan dimaksud adalah penggalangan dana untuk pembangunan tempat ibadah atau madrasah melalui kegiatan WARUNG AMAL DAN LELANG.

Warung Amal adalah warung yang menjual makanan dan minuman dengan harga khusus yang melebihi harga normal. Semua keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan akan disumbangkan sebagai amal. Jadi orang yang makan atau minum di Warung Amal sejatinya juga berniat untuk bersedekah/beramal. Warung ini ada  beberapa buah dalam jarak yang berdekatan dengan kegiatan.

Sedangkan Lelang sendiri merupakan transaksi penjualan makanan, minuman, atau barang tertentu yang dilelang secara terbuka. Harga dipatok dari nilai terendah sampai tertinggi sesuai kesanggupan akhir penawar. Artinya siapa yang menawar terakhir akan mendapatkan barang yang ditawarkan dan langsung membayar harganya di tempat. Tentu saja harganya jauh dari harga normal. Tapi sekali lagi semuanya dimaksudkan untuk amal. Barang yang dilelang biasanya berupa makanan seperti Nasi lengkap dengan lauknya dalam satu rantang, wadai (kue) khas Nagara seperti Bingka, Roti, Agar-agar, Aloa, Lapat dan lain-lain. Bisa juga berupa barang seperti kaos, rokok, sorban, baju muslim, sajadah, atau kain sarung.

Selasa, 29 Mei 2018

Klotok Nagara (Dalam Sejumput Kenangan)

Dulu  era tahun 90’an, wajah sungai Nagara selalu akrab dilalui oleh angkutan air berupa kapal Klotok yang mengangkut penumpang. Daerah yang didekap aliran sungai menyebabkan transportasi air jadi primadona di Nagara pada zamannya. Saat itu kendaraan dan angkutan darat hampir-hampir tak ada. Jalananpun masih perawan dengan ukurannya yang sempit , penuh rumput dan belukar, dan masih tak beraspal.

Klotok Nagara biasanya mengangkut penumpang yang ingin berjual-beli di Pasar Nagara. Ada pula yang khusus mengangkut santri dan pelajar. Terkadang bisa juga dicarter untuk pergi ziarah, rekreasi ke Amuntai, atau bahkan disewa bule untuk melihat Kalang Hadangan di Pandak Daun. 

Sebuah pemandangan unik dimana sungai Nagara menjadi arena pertarungan gelombang, adu bunyi mesin, perang asap knalpot, juga perselingkuhan mata muda-mudi diatas atap klotok jika saling berpapasan. Pagi diatas sungai sungai Nagara menjadi sebuah kenangan yang tidak lagi bisa dinikmati oleh remaja dan pemuda sekarang.

Diatas klotok, mata kita akan dimanjakan oleh deretan pemukiman penduduk yang seolah bertengger perkasa diatas air. Batang-batang pemandian yang berjejer. Diatasnya ibu-ibu asik mencuci pakaian, anak-anak kecil bertelanjang dada jumpalitan memamerkan keahlian salto dan berenang. Jika beruntung, kita bisa mendapati gadis cantik yang tersipu malu saat mandi lantas bergegas mencari tempat sembunyi. Sesekali bisa juga kita temukan waria yang tersenyum mesra penuh cinta sambil mengedipkan mata menggoda.
Menyusuri arus sungai Nagara seperti sebuah napak tilas mengenang masa muda. Pertaruhan cita-cita, ambisi, bahkan cinta sekalipun mengkristal dalam riaknya. 

Selasa, 24 April 2018

Harapan Baru Generasi Qiraah Desa Hamayung

Sekitar tahun 70-80an, Desa Hamayung menjadi rahim lahirnya para qari dan qariah di kecamatan Daha Utara. Saat itu geliat seni baca Alqur’an mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan. Banyak diantaranya yang dikirim mewakili kecamatan berkompetisi di tingkat Kabupaten.

Sayangnya di era tahun 90an dan awal tahun 2000an, kebanggaan itu perlahan mulai berkurang seiring tidak adanya regenerasi dan kurangnya minat anak dan remaja Hamayung belajar tartil dan tilawah.

Tahun 2017 kemarin menjadi momentum kebangkitan seni baca Alqur’an di Hamayung. Hal ini ditandai dengan berhasilnya desa Hamayung keluar sebagai Juara Umum pada Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Kecamatan yang dilaksanakan di desa Hamayung.

Setahun berikutnya tepat pada tanggal 23 April 2018, Desa Hamayung kembali berhasil mempertahankan Juara Umum pada MTQ yang sama yang diselenggarakan di desa Panggandingan kecamatan Daha Utara.

Semoga prestasi ini bisa terus dipertahankan bahkan kalau perlu ditingkatkan dengan mengupayakan regenerasi dan pembinaan yang lebih intensif lagi.

Selasa, 21 Februari 2017

Dari Beranda Facebook ke Ruang Bupati

Layar Laptop Asus terpaksa harus kututup segera meski rancangan LPJ belum sempurna dibuat. Bergegas aku keluar dari ruang ITC KPPN Barabai, mengeluarkan Honda Beat Orange dari parkiran dan langsung meluncur ke Kandangan.
Ada pertemuan penting, begitu yang tersirat dalam fikiranku sambil menggilas aspal jalan kota Apam yang cuacanya cukup cerah siang itu.

Sepanjang malam tadi, aku sibuk bercengkerama dengan sesama admin grup Facebook Bubuhan Nagara Daha Hulu Sungai Selatan (BNDHSS), keluar masuk WhatsApp dan kumpul di grup BBM yang kami bentuk sebagai wadah diskusi para admin. Ada hal krusial yang kami bahas bersama, bertemu dengan Bupati Hulu Sungai Selatan, orang nomor satu di bumi Antaludin saat ini.

Ampun Blog

Foto Saya
Lahir dan dibesarkan di Nagara jadi sebuah alasan saya harus menulis tentang tanah kelahiran, tumpah darah, dan juga warisan nenek moyang. Ada banyak hal menarik yang bisa kita "ungkai" dari banua Daha tercinta. Dari sejarahnya yang tua, budaya, tata ruang, hingga interaksi sosialnya yang khas, sangat patut untuk diabadikan melalui sebuah catatan yang bisa dibaca setiap orang kapan dan dimanapun. Untuk itulah Blog sederhana ini mencoba meraih celah melalui tulisan yang sederhana pula. Dengan segala kefakiran ilmu, penulis berusaha mengungkapkan ide dan gagasan juga pengalaman yang dimiliki.
 
 
Blogger Templates